PENGGUNDULAN HUTAN DI INDONESIA KEDUA TERTINGGI DI DUNIA
Kamis, 24 November 2011 14:59 WIB
Penggundulan Hutan
koran.republika.co.id
Jakarta, (tvOne)
Miris. Julukan zambrud khatulistiwa tampaknya akan segera lepas dari Indonesia. Bagaimana tidak, angka penggundulan hutan di Indonesia menduduki peringkat kedua dunia. Hasil penelitian perusahaan analis dan pemetaan risiko asal Inggris, Maplecroft mencatat Indonesia kehilangan 1 juta hektare hutan setiap tahun.
Hutan Indonesia, berdasarkan hasil penelitian Maplecroft tergerus lahan kelapa sawit. Tak heran karena Indonesia tercatat sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Lahan sawit menyumbang 16 persen dari total angka deforestasi.
Peringkat pertama ditempati Nigeria, yang kehilangan hutan hingga 2 juta hektare setiap tahunnya sepanjang 2005 hingga 2010. Ekspansi pertanian, penebangan hutan dan pembangunan infrakstruktur menjadi penyebab utama ekstremnya angka deforestasi di Nigeria.
Urutan ketiga adalah Korea Utara, keempat Bolivia, kelima Papua Nugini, keenam Kongo, ketujuh Nikaragua, kedelapan Brazil, kesembilan Kamboja, dan kesepuluh adalah Australia. Peringkat 1 hingga 9 diklasifikasikan sebagai negara dengan angka deforestasi 'ekstrem', sedangkan Australia di peringkat 10 tercatat memiliki angka deforestasi 'tinggi'.
Sementara Cina dan Amerika Serikat yang notabene merupakan negara penyumbang polusi gas efek rumah kaca terbesar di dunia, justru memiliki angka deforestasi rendah. Program reboisasi dan pengendalian erosi tanah di kedua negara tercatat baik. Wilayah hutan Cina malah meningkat 3 juta hektare tiap tahun sejak 2000, sedangkan hutan di AS bertambah sebesar 200 ribu hektare per tahun.
Miris. Julukan zambrud khatulistiwa tampaknya akan segera lepas dari Indonesia. Bagaimana tidak, angka penggundulan hutan di Indonesia menduduki peringkat kedua dunia. Hasil penelitian perusahaan analis dan pemetaan risiko asal Inggris, Maplecroft mencatat Indonesia kehilangan 1 juta hektare hutan setiap tahun.
Hutan Indonesia, berdasarkan hasil penelitian Maplecroft tergerus lahan kelapa sawit. Tak heran karena Indonesia tercatat sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Lahan sawit menyumbang 16 persen dari total angka deforestasi.
Peringkat pertama ditempati Nigeria, yang kehilangan hutan hingga 2 juta hektare setiap tahunnya sepanjang 2005 hingga 2010. Ekspansi pertanian, penebangan hutan dan pembangunan infrakstruktur menjadi penyebab utama ekstremnya angka deforestasi di Nigeria.
Urutan ketiga adalah Korea Utara, keempat Bolivia, kelima Papua Nugini, keenam Kongo, ketujuh Nikaragua, kedelapan Brazil, kesembilan Kamboja, dan kesepuluh adalah Australia. Peringkat 1 hingga 9 diklasifikasikan sebagai negara dengan angka deforestasi 'ekstrem', sedangkan Australia di peringkat 10 tercatat memiliki angka deforestasi 'tinggi'.
Sementara Cina dan Amerika Serikat yang notabene merupakan negara penyumbang polusi gas efek rumah kaca terbesar di dunia, justru memiliki angka deforestasi rendah. Program reboisasi dan pengendalian erosi tanah di kedua negara tercatat baik. Wilayah hutan Cina malah meningkat 3 juta hektare tiap tahun sejak 2000, sedangkan hutan di AS bertambah sebesar 200 ribu hektare per tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar