Translate

Senin, 12 November 2012


Orangutan Ini Akhirnya Mati Setelah Dibakar Massa

Jumat, 31 Agustus 2012, 13:50 WIB
dailymail
  
Orangutan Ini Akhirnya Mati Setelah Dibakar Massa
Orangutan dibunuh
REPUBLIKA.CO.ID,  PONTIANAK -- Tim Dokter Hewan Nekropsi (Otopsi) menyatakan, orangutan (Pongo pygmaeus pygmaeus) jenis kelamin jantan berusia sekitar 15 tahun, mati karena komplikasi non-infeksius, luka bakar sekitar 70 persen atau hampir di sekujur tubuhnya.

"Hasil Nekropsi kami penyebab kematian orangutan tersebut karena komplikasi non-infeksius, kemudian akibat luka bakar di sekujur tubuhnya serta stres fisik dan dehidrasi," kata Drh Yudha Dwi Harsanto dalam keterangan persnya di Pontianak, Jumat.

Tim Dokter Hewan Nekropsi menyimpulkan penyebab utama kematian orangutan tersebut, bisa karena luka bakar yang menyebabkan dehidrasi, stres dan ditambah komplikasi, serta jantung orangutan itu yang diselimuti lemak sekitar 50 persen.

"Kami juga menemukan abnormalitas saluran pernafasan mulai dari faring hingga paru-paru pada orangutan tersebut," ungkap Tim Doker Hewan Nekropsi.

Sementara itu, Kepala Seksi III Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Singkawang, P Samosir menyatakan, pihaknya bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM) sudah berusaha sekuat tenaga untuk melakukan evakuasi orangutan yang ditemukan di kebun karet rakyat di daerah Parit Wa' Dongkak, Wajok, Kabupaten Pontianak, sejak dilaporkan warga Sabtu (25/8) dan baru berhasil dievakuasi, Senin (27/8).

"Setelah berhasil dievakuasi orangutan tersebut lalu dilakukan pengobatan semaksimal mungkin karena mengalami luka bakar akibat terkena api dari masyarakat yang berusaha mengusir orangutan itu ketika berada di pohon kelapa," ujarnya.

Kemudian, pada Selasa (28/8) orangutan tersebut menjalani perawatan di Daerah Operasi Manggala Agni Rasau Jaya karena orangutan tersebut masih dalam kondisi stres. Pada Rabu (30/8) orangutan tersebut hendak dibawa ke Ketapang untuk menjalani perawatan intensif dengan pertimbangan disana punya peralatan medis lengkap untuk orangutan.

"Pada saat dibawa kondisi orangutan itu membaik, tetapi dalam perjalanan pukul 22.00 WIB orangutan itu mati sehingga diputuskan dibawa kembali ke Pontianak untuk dilakukan Nekropsi di UPT Laboratorium Keswan dan Kesmavet Provinsi Kalimantan Barat," ungkap Samosir.

Rencananya orangutan tersebut akan dikuburkan di Daerah Operasi Manggala Agni Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, pada Jumat (31/8) sore, katanya.
Sebelumnya, Manager WWF Indonesia Proyek Kalbar, Hermayani Putera mengatakan, orangutan tersebut merupakan temuan yang mengejutkan mengingat wilayah desa itu berdekatan dengan Kota Pontianak.

"Ini menunjukkan bahwa keterancaman dari sisi habitat orangutan sudah semakin kuat, lokasi mereka semakin dekat dengan Kota Pontianak," ujar dia.

Ia melanjutkan, orangutan semakin terdesak dan masuk ke tempat penduduk sehingga ini berpotensi timbulkan konflik.

Ia menyatakan, dari data awal, orangutan yang terdeteksi di hutan antara Sungai Pinyuh dan Anjungan (Kabupaten Pontianak) sebanyak 10 - 12 individu.

"Letaknya lebih jauh dari Pontianak, sekitar 50 - 70 kilometer. Sedangkan Wajok hanya berjarak sekitar 13 kilometer dari Pontianak," kata dia.

Orangutan tersebut dilaporkan terlihat oleh warga pada Sabtu (25/8). Ia bersama BKSDA Provinsi Kalbar, International Animal Rescue, Yayasan Titian dan beberapa pihak lain mendatangi lokasi untuk melakukan evakuasi dan baru berhasil pada Senin (27/8).
Redaktur: Heri Ruslan
Sumber: Antara

Orangutan yang dibakar warga akan direlokasi

Terbaru  28 Agustus 2012 - 14:37 WIB
afp getty ho borneo orang utan
BKSDA mengatakan warga 'tidak sengaja' membakar orangutan tersebut
Orangutan yang terbakar saat mempertahankan sarangnya di Desa Wajok Hilir, Pontianak, Kalimantan Barat, akan dicarikan habitat baru di hutan terdekat sesudah kondisinya pulih.
Insiden itu terjadi Minggu (26/08) ketika warga berusaha mengusir si orangutan dengan cara membakar pohon kelapa tempat ia bersarang.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat, Djohan Utama Perbatasari mengatakan pada BBC Indonesia bahwa orangutan tersebut masuk ke kampung karena terganggu habitatnya.
"Ia salah satu yang terganggu dan mencari habitat baru ke kampung dan bersarang di pepohonan tapi warga cemas karena orangutan bisa mengganggu," kata Djohan.
Menurut dia, warga awalnya hanya berusaha membuat asap untuk memaksa orangutan meninggalkan pohon tetapi ia justru bertahan.
"Angin tidak bisa dikenalikan sehingga petugas belum sempat melarang [warga] tapi sudah keburu terbakar, akhirnya api dipadamkan, orangutan dievakuasi dan kini dalam pemulihan," kata Djohan lagi.

Dipindahkan ke hutan

Dokter hewan yang merawatnya mengatakan orangutan itu akan pulih dalam tiga hingga empat hari.
"Kalau sudah sembuh kita carikan tempat trans lokasi dan orangutan itu liar, bukan peliharaan, sehingga tidak perlu direhabilitasi," kata Djohan.
Proses rehabilitasi dilakukan oleh BKSDA jika orangutan adalah hewan domestik atau hidup sebagai hewan peliharaan.
"Jika hasil peliharaan, kita rehabilitasi, kita ajarkan agar dia bisa liar," kata dia.
Sementara itu ini insiden orangutan terbakar baru satu kali ini terjadi di wilayah Kalimantan Barat.
BKSDA mengatakan warga sudah terdidik untuk tidak menyakiti orangutan dan melaporkan pada BKSDA jika membutuhkan bantuan dalam memindahkan orangutan.
Di Kalimantan Barat ada sekitar 4.500 hingga 5.000 ekor orangutan yang berada dalam pengawasan BKSDA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar